Kamis, 26 Mei 2016

Perpisahan yang Menyakitkan

Aku hanya pria ditemani kesepian yang punya harapan kecil untuk mempunyai sahabat. Aku iri dengan mereka yang bersama-sama mempunyai sahabat tetapi mereka berkhianat diantara percintaan mereka. Setiap aku berdoa kepada Tuhan pastinya aku menitipkan doa mereka walaupun aku cuma sekali. Aku berharap satu bintang diantara miliyaran bintang disana jatuh dan harapanku itu terkabul.
Aku berusaha mencari teman di daerahku bahkan luar daerah, bahkan lewat media social juga. Dulunya aku punya banyak teman di media social tetapi sekarang mereka mempunyai kesibukan masing-masing. Walaupun satu bahkan dua orang masih mengingatku. Setidaknya aku menanyakan kabar mereka masih mau berteman denganku. Bahkan sekalipun aku tak sengaja membalas status mereka yang booming, terkadang dibalas dengan positif bahkan negative. Negatifnya mereka tidak mengenal diriku, dan postifnya mereka membalas dengan rasa antara kenal dan tidak kenal.
Apa yang salah dengan diriku? Apakah mereka berpikir aku berbeda? Apa yang beda? Aku hanya mengingat seseorang yang menilaiku dengan yang berbeda dengan rasa tak normal. Aku bertanya kepadanya , dia hanya membalas tanyakan pada dirimu apa yang salah denganmu. Bahkan aku tidak menghiraukannya lagi , aku menyesal sekarang karena sesuatu berharga sedikit demi sedikit hilang tanpa sebab. Bahkan perpisahan yang menyakitkan adalah yang tak pernah tak terucap dan tak beralasan
.
 
Hari demi hari kujalani hingga bermain game saja masih mengingat mereka. Hingga dejavu yang sama itu terulang aku bertemu seseorang , tetapi dalam waktu dekat ia meninggalkanku tanpa ada kabar. Bahkan akun social mediaku banyak dihapus dan diblock, sepertinya ia membenciku. Hingga aku sibuk dengan kegiatanku dan tugasku sebagai pelajar. Kebiasaanku adalah bermain game disaat aku merasa bad mood, hingga aku menanyakan seseorang.
Aku bertemu orang luar negeri, ia sangat sopan dan ramah. Dari bahasa inggrisnya ia mengerti akan orang Indonesia, aku banyak menanyakan tentang halnya tetapi kekuranganku adalah bahasa inggris. Aku kurang mahir dengan bahasa inggris jadi aku menggunakan bahasa inggris yang pasif. Hingga aku menanyakan social medianya , hingga aku berteman dengannya. Tak sengaja aku berbincang-bincang lewat social media, walaupun ia membalas dengan jangka waktu lama.

 Ia membalas dengan sopan , ia minta maaf karena ia membutuhkan waktu tidur hingga 5 jam. Kupikir ternyata memang benar orang-orang eropa sangat sopan dan tak sungkan meminta maaf. Aku hanya membalas dengan aku belajar 7 jam aku merasa bosan.  Aku merasa sepertinya kejadian yang kemarin itu terulang lagi , ia tak membalas chatku hingga 2 hari berlalu. Bahkan ia juga tidak bermain game yang ia bermain. Sesekalipun aku melihat pemberitahuan setiap jam, aku berharap ia membalasnya. Aku pikiir mungkin ia sibuk dengan kegiatannya. Tetapi kenapa sejak saat bertemu seseorang , kenapa ia selalu menghilang dan tak menanyakan apa yang terjadi?

Perpisahan yang paling menyakitkan adalah yang tak pernah terucap dan tak beralasan (Rin Matsuoka – Free)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar